Cara
Memahami dan Mensosialisasikannya
Dalam
Kehidupan Sehari-hari
Makalah disusun oleh : Latifah (Mahasiswi STIQ An-Nur Bantul YK)
A. PENDAHULUAN
Aqidah atau keimanan adalah
salah satu problema dalam islam yang sangat keras diperdebatkan. Karena aqidah
adalah merupakan suatu pijakan bagi umat islam dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak zaman dahulu, mulai dari
khalifah Ali sampai sekarang banyak masalah aqidah yang bermunculan, terutama
pertentangan masalah faham yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Dan itulah
fakta yang tidak bisa kita hindari.
Pemahaman aqidah pada umat
islam telah ditanamkan oleh Rasulullah
saw, sejak permulaan dakwahnya. Setelah masalah aqidah atau keimanan
sudah kuat barulah menginjak pada masalah ibadah, mu’amalah dan lain-lain.
B. PEMBAHASAN
Memahami Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama’ah)
Nabi muhammad saw, telah
menjelaskan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan, walaupun tidak
diketahui pasti, tapi semua adalah kehendak Allah swt. Di sini Rasulullah saw,
juga menjelaskan jalan yang harus kita pilih agar selamat dan tidak terjerumus
pada kesesatan yaitu dengan mengikuti Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama’ah), yaitu
salah satu golongan mayoritas. Maksudnya kebanyaka umat Islam adalah pengikut
Aswaja. Jadi kita dituntut untuk mengikutinya.
Di sini saya sebagai penulis
adalah pengikut Aswaja, karena saya adalah pengikut Rasulullah saw,. Dalam
Aswaja banyak sekali pengertian, di bawah ini penulis ingin menuangkannya.
Walau masih banyak sekali yang belum saya pahami tentang Aswaja.
- Pengertian Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama’ah)
- Ahl ( اهل)
Bisa
diartikan sebagai pengikut / pemeluk (suatu aliran atau madzhab) atau memiliki.
Dalam surat An-Nahl : 43
Artinya :
”Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”
Jika Ahl
itu dikaitkan dengan ilmu pengetahuan.
- As-Sunnah (السنة)
Bisa
diartikan orang-orang yang mengikuti (jalan Nabi dan sahabatnya) As-Sunah di
dalamnya mengandung sesuatu yang
dilakukan berpahala dan tidak berdosa jka tidak dilakukan.
As-Sunnah
ada beberapa komponen antara lain, (a) Sunnah Qauliyyah, (b) Sunnah
Fi’liyyah (yang disebut suatu tradisi atau adat, tidak diucapkan tetapi
dilakukan oleh Nabi). (c) Sunnah Taqririyyah, (suatu ketetapan Nabi),
(d) Sunnah Hammiyah (suatu keinginan atau rencana).
Dan terakhir adalah
- Al-Jama’ah (الجمعة)
Yaitu kumpulan orang banyak, maksudnya kelompok orang yang terorganisasi
dengan baik dan mereka mempunyai tujuan yang sama baik.
Dari ketiga pengertian di atas (Ahlussunnah Wal
Jama’ah), dapat diperoleh gabungan pengertian yaitu ; Sekelompok orang yang
mempunyai metode berfikir religius yang mencakup dasar dan toleransi, atau
singkatnya : sekumpulan orang banyak yang mengikuti jalan Nabi dan para
sahabatnya.
- Alasan Dipilihnya Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama’ah)
Di atas
sedikit disinggung, bahwa jelas Rasulullah saw, saja mengajak kita untuk
berpegang pada ahlussunnah wal jama’ah, jadi jelas alasannya karena Rasulullah
saw, adalah Rasul yang harus kita junjung.
Metode
Aswaja dalam pengambilan hukum tidak setengah-setengah, yaitu dengan memadukan
antara nash dengan akal. Jadi hukum-hukum yang diambil selalu rasional dan
tidak ada yang perlu diragukan. Sehingga dalam beribadah, di sini menurut
penulis bisa lebih khusyuk, (semoga) amin.
Metode
berfikirnya, Aswaja itu memadukan antara wahyu dengan akal, jadi tidak
sembarangan Aswaja dalam memutuskan atau memecahkan suatu permasalahan. Selalu
ada suatu kesepakatan-kesepakatan yang sangat matang dan adalah kesepakatan
bersama.
Aswaja
adalah golongan tidak mengenal dan menyukai kekerasan atau segala yang bersifat
ekstrim, tetapi perlu digaris bawahi Aswaja bukan berarti lembek seperti ada
orang bilang Aswaja tidak tegas, lembek dan lain-lain, oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.
Sedikit
pengetahuan di atas, banyak sekali kekurangan, tetapi dari uraian di atas,
mulai dari pembukaan, pengertian dan seterusnya penulis mengambil kesimpulan
bahwa cara memahami Aswaja yaitu bisa mulai dari memahami pengertian atau
arti-arti Ahlussunnah Wal Jama’ah itu sendiri, kemudian menghayatinya dan
mempertebal keyakinan kita, banyak membaca buku yang berhubungan dengan sangat
mendukung dalam kita memahami tentang Aswaja itu, seperti apa, bagaimana
sebenarnya Aswaja itu, dan lain-lain.
Yang perlu
digaris bawahi, bahwa kita tidak cukup hanya membaca buku tetapi harus berguru
pada seorang guru yang sudah dipercaya. Di sini untuk mempertebal keyakinan
atau aqidah kita.
Selain itu
untuk mensosialisasikannya, di sini sebenarnya saya sebagai penulis sendiri
belum terlalu memahami atau mendalami teori-teori atau pokok-pokok dalam
Aswaja. Sepengetahuan saya, mungkin dengan kita mengajak orang memperdalam
agama, itu sudah bisa mensosialisasikan Aswaja, bisa dengan mengikuti
pengajian-pengajian, kajian-kajian yang diadakan di masjid-masjid atau
pesantren-pesantren. Biasanya itu sangat mendukung kita sedikit demi sedikit
dalam memahami Aswaja. Minimal semangat untuk meningkatkan keimanan itu ada.
Yang tentunya kajian-kajian yang diselenggarakan Aswaja.
C. KESIMPULAN
Demikian tulisan yang bisa
saya tulis dan saya tuangkan dalam makalah ini. Semoga bermanfaat, Amiin,
karena di sini penulis sendiri masih dalam tahapan belajar. Thanks.
Note : Jangan semata-mata Copy Paste Tanpa editing. Pakai Otak juga biar pintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar