"Jangan Hanya Copy Paste" "Pelajari dan Pahami""Agar Ilmu dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain" "Makalah&Materi yang ada disini cuma untuk referensi saja" "Selamat Belajar"

Minggu, 30 September 2012

Surat Makkiyah dan Madaniyah



Penyusun : Muhammad Himawan (Mhs. STIQ Annur Yk)
BAB I
PENDAHULUAN

Alhamdulillah rabbil ’alamin, shalawat dan salam terlimpah kepada Sayyidul mursalin dan penutup para Nabi, yaitu Muhammad dan keluarganya, serta para sahabat semuanya, juga terlimpah kepada orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
 Makkah dan Madinah adalah dua kota yang menjadi rujukan / tempat diturunkan ayat-ayat al-Qur’an, di sini kami selaku pemakalah akan menjelaskan sedikit tentang maksud Makiyyah dan Madaniyyah, ciri-cirinya, tanda-tanda keduanya dan klasifikasinya secara ringkas.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Makiyyah dan Madaniyyah
Untuk pengertian tentang ayat Makiyyah dan Madaniyyah sangat jelas bahwa Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah dan demikian juga dengan ayat-ayat Madaniyyah yaitu ayat-ayat yang turun di Madinah walaupun juga ada ayat-ayat Madaniyyah yang turun di Makkah dan sebaliknya. Akan tetapi ada juga yang turun di Makkah dan sebaliknya. Akan tetapi ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa ayat-ayat Makiyyah adalah dialog untuk penduduk Makkah sedangkan ayat-ayat Madaniyyah adalah dialog untuk penduduk Madinah.
Dari dua pendapat di atas bisa dikatakan bahwa pendapat pertama itu lebih menitik beratkan kepada masalah tempat sedangkan pendapat kedua itu lebih menitik beratkan kepada masalah orang yang dituju oleh dialog ayat-ayat al-Qur’an. Namun sebagian ulama’ lebih cenderung pada pendapat yang menitik  beratkan kepada waktu yaitu ayat Makiyyah adalah ayat yang turun sebelum periode hijrah sekalipun turun di luar Makkah sedang ayat Madaniyyah adalah ayat yang turun pada periode sesudah hijrah, akan tetapi sesudah beliau hijrah. Nabi juga ke Makkah sehingga ada ayat yang turun pada saat itu, sehingga ada ayat yang turun pada saat itu. Untuk lebih jelasnya paling sedikit ada tiga batasan untuk periodesasi ini.
1.      Ayat yang diturunkan di Makkah da dalam perjalan (hijrah) sebelum sampai di Madinah, termasuk Makiyyah. Ayat yang diturunkan kepada Nabi dalam perjalannya setelah tiba di Madinah, maka dinamakan ayat Madaniyyah. Hal ini dinyatakan oleh imam Yahya Ibnu al-Salam :
ما نزل بمكة وما نزل في طريق المدينة قبل ان يبلغ النبي ص م. المدينة فهو من المكي وما نزل على النبي ص.م. في اصفاره بعد قدم المدينة فهو من المدني
                      
2.      Makiyyah adalah yang turun di Makkah walaupun sesudah hijrah dan Madaniyyah ialah yag turun di Madinah.
المكي ما نزل بمكةولو بعدالهجرة والمدني ما نزل باالمدينة

3.      Makiyyah adalah yang khitabnya kepada ahli Makkah dan Madaniyyah ialah yang khitabnya kepada ahli Madinah.
المكي ما وقع خطابا بأهل مكة والمدنى ما وقع خطابا بأهل المدينة
Perlu kami tambahkan adapula ayat yang tidak mutlak Makiyyah dan tidak pula mutlak Madaniyyah, para ulama menamakan :    ما نزل باالمدينة وحكمه مك, sebagai contoh adalah firman Allah (44 : 13)[1] :

B.     Cara Mengetahui dan Tanda-Tanda Ayat-Ayat Makiyyah dan Madaniyyah
Untuk cara mengetahui dan tanda-tanda ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah dapat diketahui dan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Ciri-ciri Surat Makiyyah
Ø  Surah yang di dalamnya terdapat saj’ah adalah Makiyyah.
Ø  Surah yang di dalamnya terdapat kalimat Ya ayyuhannas (wahai manusia) dan tidak terdapat kalimat Ya ayyuhalladzina aamanu (wahai orang-orang beriman) adalah Makiyyah kecuali surat al-Hajj yang pada bagian akhirnya terdapat kalimat Ya ayyuhalladzina aamanu irka’u wasjudu (wahai orang-orang yang beriman hedaklah kalian selalu beruku’ dan bersujud ... namun banyak juga ulama’ yang berpendapat bahwa surat tersebut Makiyyah.
Ø  Surat yang di dalamnya terdapat kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu adalah Makkah kecuali al-Baqarah.
Ø  Surat yang di dalamnya terdapat kisah Nabi Adam dan iblis kecuali al-Baqarah.
Ø  Surat yag diawali dengan huruf-huruf hijaiyah seperti, alif laam mim raa dan sebagiannya adalah Makiyyah kecuali dua surat yaitu al-Baqarah dan ali Imran.[2]

Disamping ciri-ciri tersebut di atas terdapat pula tanda-tanda lain seyogyanya tanda-tanda surat Makiyyah tanda-tandanya yaitu :
Ø  Ayat-ayat maupun surat-suratnya yaitu pada umumnya pendek, ringkas, keras, dan nada suaranya berlainan.
Ø  Dakwah mengenai pokok-pokok keimanan akan hari akhir dan menggambarkan tentang akhirat.
Ø  Dakwah mengenai budi pekerti dan kebajikan.
Ø  Sanggahan terhadap kaum musyrikin dan celaan terhadap alam pikiran mereka.
Ø  Banyak pernyataan sumpah sebagaiman lazimnya kebanyakan orang-orang Arab.[3]
2.      Ciri-ciri surat Madaniyyah
Ø  Surat yang di dalamnya terdapat perintah berperang / menyebut soal perang beserta hukum-hukumnya.
Ø  Surat yang di dalamnya terdapat rincian hukum, hadd, faraid, hukum sipil, hukum sosial, dan lain-lain.
Ø  Surat yang di dalamnya terdapat uraian tentang orang-orang munafik. Kecuali surat al-Ankabut yang Makiyyah, selain 11 ayat pada pendahuluannya adalah surat Madaniyyah dalam surat tersebut terdapat uraian tentang orang-orang munafik.
Ø  Bantuan terhadap ahlu kitab dan seruan agar mereka mau meninggalkan sikap berlebihan dan mempertahankan agamanya.

Tanda-tanda umum yang tampak menunjukkan surat Madaniyyah antara lain :
Ø  Sebagian besar ayat-ayatnya panjang dan susunan kalimatnya yang mengenai soal-soal hukum bernada tenang.
Ø  Mengemukakan dalil-dalil dan pembuktian mengenai kebenaran agama Islam secara terperinci.[4]

3.      Klasifikasi ayat surat Makiyyah dan Madaniyyah
a.       Surat-surat yang turun di Makkah :
2.      Surat Al-’Alaq [96]
3.      Surat Al-Qalam [68]
4.      Surat Al-Muzammil [73]
5.      Surat Al-Mudatstsir [74]
6.      Surat Al-Lahab [111]
7.      Surat Al-takwir [81]
8.      Surat Al-Insyirah [94]
9.      Surat Al-’Ashr [103]
10.  Surat Al-Fajr [89]
11.  Surat Al-Dhuha [93]
12.  Surat Al-Lail [92]
13.  Surat Al-Adiyah [100]
14.  Surat Al-Kautsar [108]
15.  Surat Al-Takwir [102]
16.  Surat Al-Ma’un [107]
17.  Surat Al-Kafirun [109]
18.  Surat Al-Fil [105]
19.  Surat Al-Ikhlas [112]
20.  Surat Al-falaq [113]
21.  Surat Al-Nas [114]
22.  Surat Al-Najm [53]
23.  Surat Abasa [80]
24.  Surat Al-Qadar [97]
25.  Surat Ath-Thariq [85]
26.  Surat Ath-Thin [95]
27.  Surat Al-Quraisy [106]
28.  Surat Al-Qari’ah [101]
29.  Surat Al-Qiyamah [75]
30.  Surat Al-Humazah [104]
31.  Surat Al-Mursalat [77]
32.  Surat Al-Balad [90]
33.  Surat Al-Rahman [55]
34.  Surat Al-Jin [72]
35.  Surat Yaasin [36]
36.  Surat Al-A’raf [7]
37.  Surat Al-Furqan [25]
38.  Surat Fathir [35]
39.  Surat Maryam [19]
40.  Surat Thaha [20]
41.  Surat Al-Waq’ah [56]
42.  Surat Asy-Syura [26]
43.  Surat Al-An’am [27]
44.  Surat Al-Isra’ [17]
45.  Surat Hud [11]

  1. Surat-Surat Yang Turun di Madinah[5]
1.      Surat Al-Baqarah [2]
2.      Surat Al-Bayyinah [98]
3.      Surat Al-Taghabun [64]
4.      Surat Al-Jumu’ah [62]
5.      Surat Al-Anfal [8]
6.      Surat Muhammad [47]
7.      Surat Ali Imran [3]
8.      Surat Ash-Shaf [61]
9.      Surat Al-Hadid [57]
10.  Surat An-Nisa’ [4]
11.  Surat Al-Thalaq [65]
12.  Surat Al-Hasyr [59]
13.  Surat Al-Ahzab [33]
14.  Surat Al-Munafiqun [63]
15.  Surat An-Nur [24]
16.  Surat Al-Mujadalah [58]
17.  Surat Al-Hajj [22]
18.  Surat Al-Fath [48]
19.  Surat At-Tahrim [66]
20.  Surat Al-Mumtahanah [60]
21.  Surat An-Nashr [110]
22.  Surat Al-Hujurat [49]
23.  Surat Yunus [10]
24.  Surat Al-Maidah [5]

BAB III
KESIMPULAN

A.     Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendati bukan turun di Makkah. Adapun Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah / sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah kendatipun bukan turun di Madinah. 
B.  Dari perspektif obyek pembicaraan, Makiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Makkah sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah.


[1] Hamzah Muchottob, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (Yogyakarta : Gama Media, 2000), hlm. 73
[2] Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : PT. Dana Bakti Prima Yasa, 1998), hlm.
[3] Subhi Saleh, Mabahits Fi Ulumi al-Qur’an, (Bairut : Dar Ilmi Lil Malayin, 1985), hlm.
[4] Muhammad Chirzin, Al-Qur’an …,
[5] Rosidah Anwar, Ulum al-Qur’an, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2008), hlm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar