"Jangan Hanya Copy Paste" "Pelajari dan Pahami""Agar Ilmu dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain" "Makalah&Materi yang ada disini cuma untuk referensi saja" "Selamat Belajar"

Minggu, 30 September 2012

Medernisasi Tafsir


Oleh                            : Muallimin Ahmad*
Dosen Pengampu        : Dr. H. Abdul Mustaqim, M.A
Mata Kuliah                : Madzahib at-Tafsir

PERBINCANGAN TENTANG TAFSIR MODERN
Oleh : Muallimin Ahmad*
I. Prolog
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang mengandung berbagai pelajaran dan aturan-aturan yang meyangkut aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlak, dan lain-lain. Sebagai petunjuk bagi orang – orang yang bertaqwa.
Pada zaman Rasulullah, ayat-ayat al-Qur’an diturunkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada waktu dan tempatnya. Sehingga kaum muslimin dapat memahami dan mengamalkannya secara langsung. Bila ada perbedaan (khilaf) pada ayat dalam pemahaman, Nabi menjelaskan permasalahan tersebut dengan jelas.
Mulai pada zaman sahabat sampai sekarang a-Qur’an dikaji dan dianalisa untuk menjawab masalah-masalah yang ada.
Banyak ulama yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an yang semuanya bertujuan agar aliran mudah dipahami dan diamalkan bagi kaum muslimin.
Berakhirnya khilafah Abbasiyah ditandai dengan jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol, ini merupakan awal dari masa kemunduran Islam. Kota Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya akan khazanah-khazanah ilmu pengetahuan, termasuk tafsir ikut pula lenyap dibumi hanguskan oleh pasukan Mongol.[1]
Setelah itu Islam mengalami kemunduran demikian juga perihalnya dengan tafsir al-Qur'an mengalami stagnasi, disinyalir kemunduran ini disebabkan oleh ditutupnya pintu ijtihad. Walhasil, para cendekiawan Islam termasuk para mufassir cenderung berhati-hati dalam menafsirkan al-Qur'an dan mengambil jalan aman dengan menjadi komentator tasir-tasir klasik, mereka tidak berani berijtihad sendiri sehingga ilmu tafsir yang kaya akan pengetahuan menjadi stagnan dan tidak  beranjak dari posisinya.
Selang beberapa abad kemudian, timbullah keberanian dari para sarjana muslim yang ”nekat" karena terbentur situasi umat  yang membutuhkan tafsir segar dalam memandang agamanya, yang seakan jauh dari realitas sosial, sehingga bermunculan tafsir-tasir modern yang utamanya berasal dari negeri Fir'aun, Mesir.
Dalam makalah ini akan diuraikan apa faktor kemnculan tafsir modern itu, dan siapa pelaku awal (pelopor) dalam mengadakan penafsiran kembali terhadap al-Qur'an dan bagaimana keadaan al-Qur'an setelah adanya penyegaran dalam penafsiran tersebut.

GRATIFIKASI DALAM ISLAM



HADIAH DAN PEMBERIAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Hadits I
Dosen Pengampu : Shihabul Millah, M.A




Oleh :
Ririn Maftuhatul Muna



FAKULTAS USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN
(STIQ) AN-NUR
YOGYAKARTA
2009


Surat Makkiyah dan Madaniyah



Penyusun : Muhammad Himawan (Mhs. STIQ Annur Yk)
BAB I
PENDAHULUAN

Alhamdulillah rabbil ’alamin, shalawat dan salam terlimpah kepada Sayyidul mursalin dan penutup para Nabi, yaitu Muhammad dan keluarganya, serta para sahabat semuanya, juga terlimpah kepada orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
 Makkah dan Madinah adalah dua kota yang menjadi rujukan / tempat diturunkan ayat-ayat al-Qur’an, di sini kami selaku pemakalah akan menjelaskan sedikit tentang maksud Makiyyah dan Madaniyyah, ciri-cirinya, tanda-tanda keduanya dan klasifikasinya secara ringkas.

Demokrasi Pendidikan

 Dalam Terminologi Islam
Penulis : Unknown (STIQ An-Nur Bantul Yk)
BAB I
PENDAHULUAN

Demokrasi bukanlah tujuan, melainkan jalan yang selama ini paling menjanjikan. Sebagai prinsip sebuah sistem sosial dan politik yang paling baik saat ini, demokrasi menjanjikan solusi terbaik bagi perbaikan tatanan masyarakat Indonesia. Kemajemukan Indonesia dapat menjadi modal sosial demokrasi yang potensial bagi pengembangan demokrasi.
Pendidikan dapat menjadi salah satu upaya strategis pendemokrasian bangsa, khususnya di kalangan generasi muda, pendidikan yang dimaksud adalah model pendidikan yang berorientasi pembangunan karakter bangsa melalui pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran melalui cara-cara pembelajaran yang demokratis, partisipatif, kritis dan kreatif. Dalam konteks ini, proses belajar tidak lagi menjadi monopoli dosen maupun guru, tetapi menjadi milik bersama dan menjadikan proses belajar sebagai wadah untuk dialog dan belajar bersama.

AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH


Cara Memahami dan Mensosialisasikannya
Dalam Kehidupan Sehari-hari 
Makalah disusun oleh : Latifah (Mahasiswi STIQ An-Nur Bantul YK)

A. PENDAHULUAN
Aqidah atau keimanan adalah salah satu problema dalam islam yang sangat keras diperdebatkan. Karena aqidah adalah merupakan suatu pijakan bagi umat islam dalam kehidupan sehari-hari.
Sejak zaman dahulu, mulai dari khalifah Ali sampai sekarang banyak masalah aqidah yang bermunculan, terutama pertentangan masalah faham yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Dan itulah fakta yang tidak bisa kita hindari.
Pemahaman aqidah pada umat islam telah ditanamkan oleh Rasulullah  saw, sejak permulaan dakwahnya. Setelah masalah aqidah atau keimanan sudah kuat barulah menginjak pada masalah ibadah, mu’amalah dan lain-lain.